Modul 1

Warkah untuk ……. fasilitator!!!

Aku adalah seorang Fasilitator…

* Aku mestilah menjaga tatasusila serta akhlak ketika sesi LDK (pemakaian,percakapan dan muamalat Dll)

* Aku berperanan sebagai pengkonduksi (pemudah cara ) setiap LDK berjalan dengan lancar (ceria & perbincangan dua hala).

* Aku hendaklah menghadiri setiap sesi ceramah yang diadakan.

* Aku mestilah bijak manipulasi ilmu dan pengalaman yang aku miliki untuk memastikan objektif setiap modul tercapai.

Ø Fasilitator dibenarkan menambah atau mengubah modul mengikut taraf peserta dalam kumpulan ,namun masih mengikut objektif yang ditetapkan.

* Aku digalakkan memulakan setiap LDK dengan bacaan Al-Fatihah dan disudahi dengan bacaan Al- Asr dan Tasbih kafarah.

* Aku hendak setiap waktu bersama kumpulan aku. setiap suka dan duka aku kongsi bersama-sama adik-adik di bawah jagaan ku.

* Aku hendaklah sentiasa tepati masa agar menjadi contoh kepada adik-adik.

* Aku diwajibkan solat berjemaah bersama-sama adik-adik jagaan ku.

* Aku hendaklah sentiasa ceria dan aku adalah tempat adik-adik peserta menjalankan tugas yang diamanahkan dengan baik dan berkesan .

* Aku hendaklah memahami dan menghafal setiap arahan yang perlu aku keluarkan kepada ahli kumpulan ku bagi setiap LDK tanpa membaca arahan secara langsung dari handout. .

Ø Ini adalah untuk memastikan keberkesanan setiap modul secara maksimum dan keyakinan yang tinggi dari peserta fasilitator.

Latihan Dalam Kumpulan 1

Taaruf

Masa dicadangkan 30 minit)

Objektif

Menggalakkan peserta untuk mengenali di antara satu sama lain.

Mengeratkan ukhuwah sesama peserta dan fasilitator .

Melahirkan peserta yang mengenali diri sendiri dan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pelaksanaan

Aktiviti 1

Masa (30 minit )

* Para peserta dikehendaki memperkenalkan diri masing-masing secara jelas kepada rakan sekumpulan seperti memberitahu nama,nama panggilan ,alamat , adik-beradik,pekerjaan ibu bapa, prinsip hidup dan lain-lain.

* Fasilitator berperanan menghidupkan suasana taaruf agar masing-masing berminat untuk mengenali sahabat lain dengan lebih terperinci seperti menimbulkan beberapa persoalan.

* Kesimpulan.

Ø Menekankan kepentingan taaruf dalam mengeratkan ukhuwah islamiah.

Ø Menekankan kepentingan ukhuwah islamiah dalam sesebuah usrah,sesama naqibah dan masyarakat umum.

Ø Menerangkan dasar-dasar ukhuwah dalam Islam iaitu perasaan kasih sayang dan saling mengambil berat antara satu sama lain.

Ø Membawa contoh yang ditunjukkan rasulullah S.A.W.

Aktiviti 2

Masa (30 minit)

* Para peserta diberi sehelai kertas .

* Fasilitator meminta peserta untuk menyenaraikan senarai ciri-ciri pemimpin impian .

* Setiap pelajar diminta untuk menghuraikan dan menceritakan ciri pemimpin dan mengaitkan dirinya sendiri.

* Kesimpulan fasilitator.

Ø Setiap orang mesti mengenali peribadi dirinya sendiri untuk membaiki kelemahan yang ada.

Ø Orang yang mengenali diri sendiri akan tampil dengan penuh keyakinan sebaliknya orang yang tidak mengenal diri sendiri sentiasa lemah dan kurang berkeyakinan.

Ø Hakikatnya diri manusia yang sebenar adalah sebagai hamba Allah ,dari Nya kita datang ,kepada Nya kita kembali.

Aqidah dan Ukhuwah

Abu Akhyar dalam tulisan, posting hari ini, “Belajar dari Kekalahan Perang Uhud”, telah menyadarkan kita kembali betapa ummat Islam di hari ini berada pada posisi yang memprihatinkan, lemah, lemah hampir dalam setiap lapangan. Perang Teluk yang makin memecah-belah ummat, demokrasi Aljazair, pembantaian di Bosnia-Hercegovina, pengusiran di Myanmar, intifhadah Palestina, Afghanistan. Ummat Islam tersudut dan terus tersudut. Demokrasi yang sangat diagungkan di Inggris dan Amerika, hanyalah benar dan berlaku selama menguntungkan Barat, namun manakala kaum muslimin yang menang, maka demokrasi hanyalah tinggal nama, telah terlucu ti maknanya. Maka demokrasi kental dalam makna “alat untuk mengu kuhkan hegemoni Barat”, dan tidak untuk Aljazair. Ketika perang Teluk berkobar, respon untuk membantu Quwait segera berdatangan, dan bayangkan bagaimana sibuknya Amerika, dengan gaya Polisi Dunia. Bandingan dengan kasus Palestina dan Bosnia. Adilkah ? Jangan tanya soal keadilan disini. Sebab keadilan telah diperham bakan pada hegemoni mereka, keadilan hanyalah untuk kepentingan mereka. Konsep keadilan yang murni telah sirna. Negara kuat adalah negara kuat, negara lemah tidak akan pernah mempunyai hak yang sama dengan negara kuat, meski itu tertulis besar-besar dalam prasasti atau dokumen. Negara kuat apapun tindakannya dapat dikemas menjadi “keadilan”.

Ummat di hari ini dalam keadaan lemah; kemampuan militer, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan telah terkubur dan sepertinya ingin dilupakan, kalaupun tidak maka kini menjadi nostalgia manis belaka. Sejarah mencatat betapa ummat Islam hampir-hampir tidak pernah kalah dalam setiap pertempuran fisik/militer, meski dengan jumlah prajurit yang lebih sedikit, bahkan imperium Romawi, yang besar, dikalahkan Jenderal Shalahu din dalam Perang Salib. Ilmu pengetahuan dan budaya Islam memim pin dunia lebih dari 600 tahun; 350 tahun sebelum tahun 1100 M dan 250 tahun setelah tahun 1100 M. Karya tenun Persia, arsitek tur Islam, bahkan cerita seribu satu malam seperti; Aladin, Simbad, Ali Baba, Abu Nawas, memukau banyak budayawan Barat.

Pertanyaannya, mengapa ummat terdahulu demikian anggun, cemerlang, bayangkan pemerintahan Islam di Cordoba, Spanyol dan kini menjadi lemah dan sangat lemah, bahkan terinjak dan dihina bang ummat Islam ? Jawaban dari pertanyaan ini hendaklah muncul dari perenungan diri, perenungan atas masa lampau, masa kini, dan peran yang diemban ummat untuk masa depan.

Ummat terdahulu lebih perduli akan ayat-ayat Allah. Ketika mereka diperintahkan untuk menafakuri ciptaan Allah, mereka berfikir dan hasilnya adalah Iptek. Rasa cinta pada Al Islam muncul dalam karya-karya arsitektur masjid, tenunan dll. Diyaki ni, bahwa kemenangan PASTI Allah berikan kepada orang-orang yang beriman hanya dan hanya bila orang-orang beriman menjadikan Allah, rasul-Nya, dan orang-orang beriman sebagai penolong dan tidak pada toghut.

“ Dan barang siapa mengambil Allah, rasul-Nya dan orang-orang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang PASTI menang “ (Qur’an 5:56)

Nah, selama ummat Islam hari ini tidak melaksanakan perintah ini, maka menjadi wajar kalau menjadi kalah dalam setiap lapangan baik fisik maupun intelektual. Andaipun kemenangan yang datang, maka itu bukanlah kemenangan yang haq. Sesungguhnya kemenangan yang haq itu hanya akan muncul setelah Allah dan rasul-Nya menan cap kokoh dalam sanubari seorang mukmin, menjadikan Allah sebagai ilah dan rasul-Nya sebagai tauhidul uswah, serta menjadikan orang-orang beriman sebagai saudara—ukhuwah. Ummat Islam akan selalu menang selama 2 potensi Islam: aqidah dan ukhuwah dimiliki dan mewujud dalam realitas.

Islam dengan potensi ukhuwahnya, dalam sejarah terbuktikan, mampu mempersatukan suku-suku Quraish, mendamaikan suku Aus dan Khazraj di Madinah yang sebelumnya selalu bermusuhan. Suku, ras, dan bangsa memang telah ada di bumi dan merupakan sunatullah (Al Hujarat:13), namun Islam menolak faham yang menempatkan loyalitas tertinggi, pengabdian, pada ras, suku, atau bangsa. Ras, suku, atau bangsa tidak layak untuk itu. Loyalitas tertinggi, pengabdi an hanya untuk Allah. Berperang bukan untuk menjadi pahlawan bangsa, tapi sebagai syuhada, berperang di jalan Allah, untuk mempertahankan aqidah. Suku Aus setelah memeluk Islam tetap suku Aus begitupula suku Khazraj. Namun setelah mereka bersyahadat, menyatakan hanya Allah saja tempat pengabdian, hanya Allah saja yang berhak menerima loyalitas tertinggi, maka suku Aus atau Khazraj adalah sama, sama-sama hamba Allah, dan hanyalah yang bertaqwa yang kedudukannya tinggi di hadapan Allah, mereka ter pautkan dalam tali aqidah, dan mereka tidak lagi menganggap bahwa suku mereka lebih baik dari suku yang lain. Ras, suku, bangsa hanyalah soal ruang, geografis, dan administratif dan mencair akan cahaya aqidah, ukhuwah, serta aturan Al Islam. Tak ada perbedaan antara Salman Al Parisi, yang dari persia, atau Hudzai fah al Yamani (yang berasal dari Yaman). Suku, Ras, atau bangsa bukanlah perbedaan yang berarti dalam Islam.

Potensi ukhuwan sendiri muncul mengikuti potensi aqidah dan ukhuwah merupakan ni’mat yang Allah berikan, yang muncul atas kehendak Allah.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada TALI ALLAH, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu, lalu MENJADILAH KAMU KARENA NIKMAT ALLAH orang-orang yang BERSAUDARA “ (Qur’an 3:103)

Allah memmerintahkan orang-orang yang beriman untuk berpegang pada tali-tali Allah, tali aqidah, buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus (Qur’an 2:256), buhul tali yang mengalahkan bukan saja kesamaan ras, suku, atau bangsa, bahkan mampu menga lahkan pertalian darah (kisah ketika Rasulullah hijrah ke Madi nah, banyak kaum muslimin Mekkah yang terpaksa meninggalkan keluarga, saudara sedarah demi tali aqidah ). Lalu manakala hati setiap mukmin telah terikat pada tali aqidah yang tungal, seorang mukmim sudah demikian yakin bahwa hanya Allah saja yang dia tuju, ridla Allah saja yang dia harap, hanya Allah saja wa’la, ilah, Khalik, Malik, Hakim, Pemberi Rizki manusia, barulah Allah akan menurunkan ni’mat-Nya berupa persaudaraan, ukhuwah Islamiyah. Hanya Allah saja yang mampu mempersatukan hati setiap mukmin.

“ walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada

di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati

mereka (orang-orang beriman), akan tetapi Allah telah

mempersatukan hati mereka “

(Qur’an 8:63)

Dengan demikian ukhuwah adalah persaudaraan aqidah, persauda raan hati, bukan sekedar persaudaarn fisik apalagi lisan—persaudaraan yang menyatukan ummat sebagai jasad yang tunggal. Maka saudara-saudara di Bosnia, Palestina dll. tak berbeda dengan diri kita sendiri, dengan sanak famili kita, dengan bapak/ibu atau anak-anak kita.

Akhirnya mari kita bermuhasabah, untuk menilai diri kita, sudahkah aqidah tauhid ini tegak dalam diri kita, sudahkah ni’mat ukhuwah meresapi hati dan pori-pori badan kita, sudahkah tali-tali Allah merapatkan kita dalam barisan yang teratur seakan-akan seperti bangunan yang kokoh yang sangat disukai Allah ? Kalau ummat di hari ini masih lebih mencintai kaum keluarga, harta kekayaan/materi, perniagaan dari pada Allah, rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya, maka tunnggulah sampai Allah mendatangkan keputu san-Nya, kekalahan beruntun, terinjak, dan terhinakan dalam setiap lapangan, sampai Allah menurunkan suatu kaum dimana Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya, beriskap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang yang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. (Qur’an 9:24 dan 5:54).

Latihan Dalam Kumpulan 2

Aktiviti 1

Konsep Kerjasama

Masa dicadangkan (15 minit)

Objektif

* Menguji kemampuan berfikir

* Menekankan kepentingan sikap kerjasama dalam menyampaikan dakwah.

* Melatih untuk mengambil istifadah dari apa yang berlaku sekitar

Pelaksanaan

* Peserta diberikan kertas yang menggambarkan 2 ekor lembu .

* Peserta diberi masa selama 5 minit untuk memerhatikan gambar tersebut.

* Seterusnya fasilitator meminta peserta membuat kesimpulan atau pengajaran daripada gambar tersebut.

* Kesimpulan fasilitator.

Aktiviti 2

Buang Yang Keruh Ambil Yang Jernih.

Masa dicadangkan – (20 minit)

Objektif

Ø Muhasabah diri.

Pelaksanaan

* Para peserta diminta untuk menyenaraikan sifat- sifat positif dan sifat-sifat negatif dalam diri masing-masing.

* Setiap peserta membentang hasil muhasabah diri.

* sifat-sifat negatif diasingkan dan dibuang.

Aktiviti 3

(Masa di cadang 25 minit)

(Waratawan bisu / pemimpin peka )

Objektif

* menyedarkan kepada peserta bahawa pentingnya memastikan kesahihan sebarang maklumat yang diperolehi.

* Menggambar kesan atau risiko membuat tindakan sebelum memastikan kesahihan maklumat.

Pelaksanaan

Bahan:

kertas manila kard / kertas ma’jung

artline

kaedah :

Ø arahkan peserta / ahli kumpulan berada dalam satu saff sambil berdiri atau berada dalam keadaan yang diatur oleh fesi (mengikut kesesuian)

Ø fasi memanggil peserta yang paling akhir tampil untuk berjumpa dengan fesi.

Ø Fesi menyampai kan satu kisah (mesej) kepada peserta tersebu (kisah disediakan @ inisiatif fesi) .

Ø Seterusnya peserta tadi diberi peluang untuk bertanya kepada fesi sebelum masuk semula ke dalam kumpulan mereka.

Ø Peserta tersebut (yang menerima mesej dari fesi) terus menyampaikan mesej kepada peserta terdekatnya (peserta ke-2 akhir).

Ø Dan begitulah seterusnya hingga peserta yang terakhir.

Ø Peserta yang terakhir menerima mesej di kehendaki melukiskan gambaran dari mesej yang disampaikan kepadanya di atas kertas mahjung tanpa bantuan dari peserta lain .

Input

§ Sesuatu hubungan atau organisasi yang dipimpin itu akan musnah apabila arahan atau maklumat dari pimpinan atasan atau bawahan disalah tafsirkan akibat terlalu banyak sumber dan tanpa penyelidikan rapi.

§ Menerangkan kesan sebaliknya berlaku .

§ Pastikan kebenaran dan kesahihan sesuatu maklumat dihebahkan kepada orang lain.

§ Fesi tambah laa lagi apa-apa tang patut. macam-macam ada !!! contoh berlambak.

Latihan Dalam Kumpulan 3

Aktiviti 1

(Masa di cadang ……… minit)

“…………………………………………………”

Objektif

* Mencari sifat & ciri2 pemimpin unggul yang menjadi ikutan.

* Memilih sifat yang perlu diikuti.

Pelaksanaan.

* fasi mengarahkan peserta menulis di atas sehelai kertas tentang ciri2 pemimpin impiannya :

Ø “jika aku mempunyai pemimpin ,aku mahu dia …………”

Ø Senarai ciri2 pemimpin idaman seberapa banyak yang ada /yang dia mahu.

Ø Senarai gaya dan penampilan pemimpin idamannya ….

Ø Senaraikan sifat yang perlu dijauhi /tidak perlu ada pada pemimpin yang diidamkan.

* Setelah selesai ,arahkan peserta memotong perkataan “mempunyai”dan gantikan dengan perkataan “adalah” dan “mahu dia” dengan “hendaklah…..”

Ø “jika aku adalah pemimpin ,aku hendaklah…..”

* Sesi muhasabah:

Ø Tanya peserta adakah apa yang mereka senaraikan tersebut ada dalam diri mereka?

Ø Tanya mereka kenapa kita tidak menjadi sebagaimana kita impikan ?

Ø Nyatakan ,bagaimana mereka inginkan ,begitulah pelajar-pelajar lain mahukan dari mereka.

Ø Nyatakan mereka perlu berubah dari saat itu…….!!!!

Kesimpulan ringkas :

§ kita mengharapkan terlalu tinggi kepada orang lain tapi kita sendiri bagaikan tidak pernah menjadi pemimpin yang baik.

§ Fasi :tambah mengikut pendapat peserta yang dinyatakan oleh peserta.

§ Huraikan dengan memberi sedikit nasihat.

§

447. Mengenal Allah

Soalan:

Apakah maksud yang dikatakan ‘barang siapa kenal diri maka kenallah akan tuhannya’?

Jawapan:

Salah satu cara mengenal Allah ialah dengan mengenal diri sendiri. Maksudnya ialah hakikat diri yang sebenarnya. Adapun maksud diri yang sebenarnya itu bukanlah diri yang bersifat lahiriah, kerana jasad ini tidak membawa makna yang sebenar untuk mengenal Allah SWT.

Pada abad moden ini ramai di kalangan kita tidak mengenal dirinya yang sebenar. Mereka menganggap bahawa dirinya hanyalah tubuh badan yang terdiri daripada kulit, daging, tulang, darah dan sebagainya. Yang dimaksudkan dengan sebenarnya ialah diri yang batin iaitu diri yang datang dan akan kembali kepada Allah SWT.

Ulama ilmu ketuhanan atau ilmu tauhid berpegang bahawa diri kita ini merupakan tangga untuk mengenal Allah, sesuai dengan dalil yang mengatakan: “Siapa yang mengenal dirinya, sesungguhnya ia akan mengenal Tuhan-nya”. Di kalangan ulama tasawuf atau ulama ilmu ketuhanan selalu menasihatkan carilah diri kamu di dalam diri”, maksudnya ialah menyuruh agar kita mencari hakikat diri kita yang sebenarnya terlebih dahulu. Apabila kita telah menemukan diri kita yang sebenarnya pasti kita akan mengakui hakikat adanya Allah SWT.

Hakikat diri yang sebenarnya merupakan roh atau jiwa ataupun rohani yang ada dalam diri manusia itu sendiri yang harus dikenali setiap manusia. Diri batiniah ini tidak dapat dilihat atau diraba oleh mata lahiriah dan tangan manusia. Walaupun di dalam Al- Quran “diri” itu disebut dengan berbagai istilah, tetapi tujuannya adalah untuk mengingatkan kepada manusia supaya berfikir bahawa betapa luasnya “diri” yang hakikat itu di dalam manusia. Diri manusia dilengkapi oleh Allah dengan sifat-sifat tertentu, kemudian sifat-sifat tersebut dinilai atau dihisab sama ada baik ataupun buruk.

Firman Allah SWT maksudnya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya”. (Al Isra’ 36)

Allah menjelaskan kepada kita tentang istilah jiwa dan sifat yang terdapat pada jiwa, iaitu pendengaran, penglihatan, di samping roh juga akan diuji tentang ketakwaannya kepada Allah. Itulah sebabnya ketika Allah berfirman kepada roh-roh atau jiwa sedia untuk berbakti dan melaksanakan perintah Allah SWT. Untuk melakukan dan melaksanakan perintah tersebut maka diciptakanlah jasad, lalu Allah menjadikan Adam. Roh telah berikrar dan berjanji kepada Allah, maka untuk membuktikan dan berbuat sesuatu maka roh memerlukan tempat iaitu jasad.

Istilah batin disebut juga dalam Al Quran dengan qalbi. seandainya qalbi tersebut diterangi dengan nur maka selamatlah seseorang itu. Maka sekiranya tiada nur, gelaplah seseorang itu. Qalbi mesti mempunyai asas yang membolehkannya selamat yang hanya Allah menentukannya. Sesungguhnya segala sesuatu yang ada dalam diri berupa nafas, akal, nafsu dan roh bila menjadi satu maka dinamakan dengan insan.

Qalbi di dalam Al Quran diistilahkan sebagai diri atau hati. Qalbi sebenarnya mengetahui apa yang patut dibuat dan apa yang patut dilaksanakan mengikut nilai-nilai diri itu sendiri. Firman Allah SWT maksudnya:

“Sesungguhnya berbahagialah sesiapa yang membersihkan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (As Sham, 9 – 10)

Jadi untuk merealisasikan pengertian bahawa siapa yang mengenal dirinya akan mengenali

Tuhan-nya itu, iaitu dengan cara memahami hakikat roh, jiwa atau qalbi yang sebenarnya. Sesungguhnya untuk mencapai ke tahap yang tinggi memerlukan pengetahuan dan keyakinan yang kukuh terhadap Allah SWT. Wallhu A’lam.

Latihan Dalam Kumpulan 4

Aktiviti 1

(Masa di cadang………..minit)

Objektif

* Melatih para peserta peka dengan apa yang akan disampaikan .

* Memastikan peserta memahami isi dalam revolusi.

* Mewujudkan semangat kepada peserta agar lebih berani dalam membangkitkan sesuatu yang akan disampaikan.

Pelaksanaan.

Ø Para peserta di minta membincangkan manfaat yang diperoleh daripada program.

Ø Fasilitator berperanan untuk memberikan kata2 semangat dan menambahkan keyakinan para peserta .

Ø Fasilitator mesti memastikan agar setip peserta faham apa yang akan disampaikan masa revolusi .

Ø Fasilitator pilih salah seorang ahli kumpulan yang boleh mewakili kumpulan pada revolusi.

Tambahan :-

* fasilitator akan diberi satu gambar konsentrasi .

* fasilitator dikehendaki menunjukkan pada peserta dan meminta mereka memberi tumpuan terhadap gambar tersebut.

* Bagi tempoh 10 minit untuk peserta faham akan maksud gambar tersebut.

* Fasi dikehendaki menerangkan maksud sebenar gambar tersebut.

Kita sebenarnya……

Kita sebenarnya……lebih gembira menyambut 1 Januari daripada 1 Muharam

Kita sebenarnya……lebih tahu apa itu 14 Februari daripada 12 Rabiulawal

Kita sebenarnya……lebih membesarkan hari Sabtu dan Ahad daripada hari Jumaat

Kita sebenarnya……lebih khusyuk mendengar lagu daripada mendengar Azan

Kita sebenarnya……lebih suka lepak, tidur, tengok TV daripada solat dan mengaji

Kita sebenarnya……lebih tahu tentang artis pujaan kita daripada nama nabi Allah

Kita sebenarnya……lebih suka menyebut hello! dan hi! daripada Assalamualaikum

Kita sebenarnya……lebih suka menyanyi daripada berwirid atau bertahmid

Kita sebenarnya……lebih suka memuji manusia daripada Tuhan kita sendiri

Kita sebenarnya……lebih suka membaca majalah hiburan daripada buku-buku agama

Kita sebenarnya……lebih suka ke konsert, karaoke daripada ke ceramah agama

Kita sebenarnya……lebih suka memaki, mengumpat orang daripada memuji mereka

Kita sebenarnya……lebih suka mencarut, daripada menyebut Masya-Allah

Kita sebenarnya……lebih suka kemungkaran daripada membuat kebaikan

Kita sebenarnya……lebih bangga dgn kejahilan kita daripada bersyukur dengan keimanan kita

Kita sebenarnya……lebih cintakan dunia daripada urusan akhirat

TETAPI bila orang tanya arah tujuan kita, kita pasti akan jawab bahawa…

KITA SEBENARNYA……lebih suka menuju ke Syurga daripada ke Neraka

Layak kah kita dengan Syurga milik Allah??

~ oleh ANUAR AHMAD di Februari 24, 2009.

13 Respons to “Modul 1”

  1. salam, ana cuma nk mntak izin utk ambik modul2 usrah yg ada dlm blog ni utk rujukn ana di sek…. hrp diizinkn… trima kasih

  2. salam. mohon izin utk copy ldk2 ini utk dgunakn dlmldk.. harap diizinkn.. tq

  3. bagus modul ini…cuma saya minta izin utk copy nak guna dalam ldk di sekolah saya.harap diizinkan..

  4. semoga pemilik modul ini mendapat pahala yg berterusan. Saya mohon copy modul2 di sini ya.

    Jazakumullahukhairal jaza’

  5. mintak izin untuk copy modul en…syukran

  6. assalamualaikum… tumpang copy

  7. Assalamualaikum wbt, tuan tanah, saya minta izin salin dan manfaatkan ia untuk ummat..

  8. Assalamualaikum….mnta izin copy modul2 di sini…syukran

  9. assalamualaikum. mohon copy utk dimanfaatkn brsama ye..TQ

  10. salam…ana pun nak minta dihalalkan ana ambil modul dalam blog ini ya…jazakallah…

  11. Salam .. nk tmpang copy boleh 🙂 nk gunakan sbg rujukan

  12. mohon share..

  13. Bermacam-macam akhlak sahabat dan isteri (Nabi saw) terhadap Nabi saw yang disembunyikan:

    https://drive.google.com/file/d/1BIERBFIAAzJr_0inSWbjkMSRKfCv5qMe/view?usp=drivesdk sila copy jika mahu.

    Terima kasih was Salam.

Tinggalkan komen